Pengamat menilai hubungan antara Megawati ke SBY dan Jokowi menjadi penghalang terealisasinya pembentukan Presidential Club oleh Prabowo. Berita mengenai pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto yang disebut terhalang oleh hubungan antara Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kompleksitas politik di Indonesia. Sebagai mantan rival politik, hubungan antara Megawati dengan SBY dan Jokowi memang perlu diperhatikan dalam membentuk sebuah aliansi politik yang kuat. Pembentukan aliansi politik oleh Prabowo Subianto melalui Presidential Club merupakan strategi yang penting dalam memperkuat posisinya di panggung politik Indonesia. Namun, jika hubungan antara Megawati dengan SBY dan Jokowi benar-benar menjadi penghalang, maka Prabowo perlu mencari jalan keluar agar bisa mencapai tujuannya. Penting bagi para pemimpin politik di Indonesia untuk bisa bersikap dewasa dalam menghadapi perbedaan pandangan politik. Meskipun pernah menjadi rival politik, namun mereka seharusnya bisa menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan politik individu. Pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di Indonesia, bukan malah menimbulkan gesekan dan konflik di antara pemimpin politik yang seharusnya menjadi panutan bagi masyarakat. Penting bagi semua pihak, terutama para pemimpin politik, untuk bisa bekerja sama secara konstruktif demi kepentingan bersama. Menciptakan aliansi politik yang kuat memang penting, namun harus diiringi dengan sikap saling menghormati dan saling mendukung antara sesama pemimpin politik. Semoga para pemimpin politik di Indonesia dapat menemukan jalan tengah dan bekerja sama untuk kemajuan bangsa dan negara. Kepentingan bersama harus diletakkan di atas segala kepentingan individu atau kelompok agar Indonesia dapat terus berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.