Saya merasa bahwa kebijakan untuk mengenakan denda sebesar tiga kali lipat dari nilai barang yang masuk tanpa dilaporkan sangatlah wajar. Hal ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar taat terhadap regulasi yang berlaku dan tidak sembarangan dalam melakukan impor barang ke dalam negara. Dengan adanya denda yang besar, diharapkan orang-orang dapat lebih berhati-hati dalam mematuhi aturan yang berlaku dan tidak melanggar regulasi yang telah ditetapkan. Selain itu, kasus ini juga sebenarnya sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara dari sektor bea cukai. Dengan memberlakukan denda yang besar terhadap barang-barang yang masuk tanpa melalui prosedur yang benar, maka diharapkan dapat meminimalisir pelanggaran dalam hal impor barang dan sekaligus meningkatkan penerimaan negara dari sektor bea cukai. Terlepas dari itu, perlu juga diingat bahwa bea masuk dan pajak impor memiliki peran yang penting dalam menjaga kestabilan perekonomian suatu negara. Dengan adanya aturan terkait bea masuk, diharapkan dapat melindungi industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan barang-barang impor yang masuk dengan harga murah. Menegaskan aturan bea masuk yang berlaku juga bisa meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Bagi masyarakat sendiri, penting untuk memahami aturan-aturan bea masuk dan pajak impor yang berlaku serta mematuhinya. Dengan demikian, kita dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi negara. Tidak hanya itu, dengan mematuhi aturan, kita juga dapat menjaga nilai-nilai integritas dan kepatuhan terhadap hukum dalam melakukan aktivitas ekonomi. Sebagai penutup, saya berharap bahwa kasus sepatu senilai Rp10 juta yang didenda Rp30 juta ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan impor barang-barang ke dalam negara. Kepatuhan terhadap aturan bea masuk dan pajak impor adalah kunci bagi terciptanya keadilan dan kestabilan ekonomi negara.