Anom Widiantoro bersama pengurus DPD Partai Golkar berkeinginan membentuk koalisi besar untuk mempermudah kemenangannya. Menurut saya, berita mengenai 7 bakal calon Bupati dan Wakil Bupati yang mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang menunjukkan bahwa partai tersebut memang memiliki potensi besar dalam meraih kursi kepemimpinan di daerah tersebut. Dengan banyaknya calon yang mendaftar, menandakan bahwa PDI-P menjadi partai yang diminati dan diyakini oleh para calon sebagai tempat yang potensial untuk meraih kemenangan dalam Pilkada tersebut. Pendaftaran 7 bakal calon tersebut juga menunjukkan bahwa Pilkada di Pemalang akan menjadi pertarungan yang sengit dan kompetitif. Dengan adanya persaingan antara calon-calon yang berasal dari berbagai latar belakang dan potensi, diharapkan akan memberikan pilihan yang lebih baik bagi masyarakat dalam menentukan pemimpin daerah mereka. Namun demikian, muncul pertanyaan mengenai proses seleksi dan penentuan calon yang akan diusung oleh PDI-P. Apakah partai tersebut telah memiliki kriteria yang jelas dan transparan dalam menentukan calon yang akan diusung, ataukah prosesnya akan menjadi subjektif dan tidak adil bagi para calon yang tidak terpilih. Transparansi dan keadilan dalam proses seleksi sangat penting untuk menjaga integritas dan legitimasi dari calon yang akan maju dalam Pilkada. Disamping itu, muncul pula pertanyaan mengenai visi, misi, dan program kerja dari masing-masing calon. Dalam memilih pemimpin, masyarakat juga perlu mempertimbangkan bukan hanya popularitas atau keberhasilan politik calon, tetapi juga kemampuan mereka untuk memimpin dan mengelola daerah dengan baik serta mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Secara keseluruhan, penyelenggaraan Pilkada Pemalang nampaknya akan menjadi ajang yang menarik untuk diikuti dan dipantau perkembangannya. Semoga calon-calon yang mendaftar dalam PDI-P dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat Pemalang serta menjalankan kontestasi politik dengan sehat dan berintegritas.