Rumah tersangka kasus penganiayaan hingga merenggut korban jiwa, Tegar Rafi Sanjaya (21) di Bekasi terlihat tak berpenghuni. Berita tentang rumah Tegar Rafi yang sepi dan keberadaan ibu serta dua kakak perempuannya yang menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian Juniornya memang sangat memprihatinkan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam struktur keluarga yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan kasih sayang bagi setiap anggotanya. Kasus ini juga menggambarkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga bukan hanya terjadi di kalangan pasangan suami istri, namun juga dapat terjadi di antara anggota keluarga lainnya. Ini menunjukkan bahwa perlunya kesadaran akan pentingnya hubungan yang sehat dan harmonis di antara anggota keluarga untuk mencegah terjadinya kasus-kasus kekerasan yang merugikan semua pihak. Ketidakhadiran ibu dan dua kakak perempuan Tegar Rafi yang menjadi tersangka dalam kasus ini juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian. Sebagai keluarga, seharusnya mereka memberikan contoh yang baik dan memberikan pembinaan yang benar kepada anggota keluarga yang lain, terutama kepada anak-anak. Kasus ini juga menyoroti pentingnya peran lembaga sosial dan pemerintah dalam memberikan perlindungan dan penanganan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Diperlukan penanganan yang serius dan adil terhadap pelaku kekerasan agar dapat memberikan keadilan bagi korban dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa yang akan datang. Sangat diharapkan bahwa kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat agar lebih peka dan peduli terhadap kondisi keluarga di sekitarnya serta mendorong terciptanya lingkungan yang aman dan damai bagi setiap individu. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keharmonisan dalam keluarga dan masyarakat, sehingga kekerasan tidak lagi menjadi pilihan dalam menyelesaikan konflik.