Puluhan orang yang tergabung dalam Khotmil Qur'an di Situbondo melaporkan seorang bos travel. Laporan dilakukan karena mereka tak juga diberangkatkan umrah. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa atas berita tersebut. Menipu jemaah dalam jumlah besar seperti Rp 800 juta adalah tindakan yang sangat tidak etis dan merugikan. Biro umrah seharusnya menjadi tempat yang aman dan terpercaya bagi para jemaah yang ingin menjalankan ibadah umrah dengan tenang dan nyaman. Namun, tindakan penipuan seperti ini telah menghancurkan kepercayaan jemaah terhadap biro umrah. Tindakan bos biro umrah tersebut seharusnya dapat dihukum seberat-beratnya karena telah merugikan banyak orang dan juga merusak citra bisnis umrah di Indonesia. Adanya kasus seperti ini juga menimbulkan keraguan dan kekhawatiran bagi masyarakat dalam memilih biro umrah yang terpercaya. Hal ini juga menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam memilih biro umrah dan selalu melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum mempercayai biro umrah tersebut. Saya juga berharap agar pemerintah dapat memperketat regulasi dan pengawasan terhadap biro umrah agar kasus-kasus penipuan seperti ini tidak terulang di masa depan. Selain itu, penting bagi kita semua untuk lebih waspada dan teliti dalam melakukan transaksi terutama yang berkaitan dengan urusan ibadah seperti umrah. Kita juga perlu lebih berperan aktif dalam memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka tidak jatuh korban atas tindakan penipuan seperti ini. Kepercayaan jemaah adalah aset berharga bagi seorang penyelenggara umrah, dan tindakan penipuan hanya akan merusak hubungan kepercayaan tersebut. Oleh karena itu, kita semua harus bersama-sama melakukan langkah-langkah preventif agar kasus-kasus penipuan semacam ini dapat diminimalisir. Kita juga harus terus mendukung pihak kepolisian dalam melakukan proses hukum terhadap pelaku penipuan tersebut agar dapat memberikan keadilan bagi para korban yang telah dirugikan.