Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menilai ide presidential club Prabowo justru tumpang tindih dengan jabatan Wantimpres hingga KSP. Menurut saya, berita tersebut menunjukkan adanya keraguan terhadap keberadaan dan kebutuhan akan Presidential Club yang diusulkan oleh Prabowo Subianto. Dengan adanya kehadiran Wantimpres atau Dewan Pertimbangan Presiden yang telah ada sebelumnya, muncul pertanyaan mengenai alasan perlunya Presidential Club sebagai lembaga konsultasi tambahan. Sebagai salah satu pengamat, saya setuju bahwa ide Presidential Club mungkin akan tumpang tindih dengan fungsi Wantimpres yang telah ada. Jika kedua lembaga ini memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan masukan kepada presiden terkait kebijakan publik, maka menjadi penting untuk mengevaluasi apakah keberadaan Presidential Club benar-benar diperlukan. Seharusnya, pemerintah harus memastikan bahwa struktur lembaga konsultatif yang ada dapat berjalan efektif dan efisien tanpa adanya tumpang tindih atau duplikasi peran. Hal ini agar sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan masukan yang berkualitas kepada presiden. Namun, kita juga tidak bisa menutup mata terhadap kemungkinan bahwa keberadaan Presidential Club bisa memberikan keuntungan tersendiri, seperti membawa perspektif yang berbeda atau melibatkan orang-orang dengan latar belakang beragam dalam memberikan masukan kepada presiden. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk melakukan analisis mendalam mengenai kebutuhan dan manfaat dari Presidential Club sebelum mengambil keputusan final. Secara keseluruhan, perdebatan mengenai keberadaan Presidential Club dan tumpang tindihnya dengan Wantimpres adalah hal yang wajar dalam sebuah sistem konsultasi pemerintahan. Yang terpenting adalah memastikan bahwa struktur lembaga tersebut dapat berjalan optimal demi memberikan masukan yang terbaik bagi kebijakan publik yang akan diambil oleh pemerintah.