Patah hati akibat hubungannya diakhiri, seorang pria membuat pembalasan ke sang mantan. Cara 'sadis' dilakukan pria tersebut dengan melakukan orderan fiktif. Saya merasa sangat terguncang dan prihatin setelah membaca berita tersebut. Tindakan balas dendam yang dilakukan oleh pria terhadap mantan pacarnya dengan cara sadis merupakan perilaku yang tidak pantas dilakukan dalam menyelesaikan masalah antara dua belah pihak. Tidak ada alasan atau justifikasi apapun yang dapat melegitimasi tindakan kekerasan atau kejahatan terhadap seseorang hanya karena dendam pribadi. Tindakan yang dilakukan pria tersebut jelas melanggar hukum dan bertentangan dengan norma-norma etika dan moral yang berlaku dalam masyarakat. Tidak ada alasan apapun yang dapat menghalalkan tindakan kekerasan atau kejahatan sebagai bentuk balas dendam, apalagi jika tindakan tersebut bersifat sadis dan merugikan korban. Sangat penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mengedukasi diri sendiri dan orang lain mengenai pentingnya penyelesaian konflik dengan cara yang damai dan rasional. Balas dendam hanya akan menimbulkan lebih banyak masalah daripada menyelesaikan masalah yang ada. Kita harus selalu ingat bahwa setiap orang memiliki hak dan martabat yang harus dihormati, tidak peduli apa pun perbedaan atau konflik yang ada di antara kita. Kita juga harus mengambil pembelajaran dari kasus seperti ini, bahwa kekerasan dan kejahatan tidak akan pernah membawa kebaikan atau penyelesaian yang jitu dalam konflik. Penting bagi kita untuk selalu menjaga empati dan toleransi terhadap orang lain, serta menyelesaikan masalah dengan cara yang sesuai dengan hukum dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, saya sangat menyesalkan tindakan pria dalam berita tersebut dan berharap agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang. Kita semua bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua orang, tanpa adanya rasa takut atau ketakutan akan balas dendam yang tidak terkendali.