Pelaku dan korban melakukan transaksi seksual dengan biaya Rp 500.000, namun korban meminta Rp 1 juta setelah melalukan hubungan seksual. Saya merasa sangat prihatin dan terkejut atas kejadian yang dilaporkan dalam berita ini. Sangat tragis melihat seorang pekerja seks asal Bogor yang pergi ke Bali untuk melakukan open BO akhirnya menjadi korban pembunuhan oleh pelanggannya sendiri. Kehidupan seorang pekerja seks pun ternyata tidak lepas dari risiko yang sangat besar, seperti kekerasan fisik dan bahkan ancaman nyawa. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dan perlindungan terhadap mereka yang bekerja di industri seks komersial. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk memberikan perlindungan dan keselamatan bagi pekerja seks agar mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang aman dan terbebas dari ancaman kekerasan. Selain itu, perlu adanya pendekatan yang lebih humanis dalam menangani isu pekerja seks. Mereka juga manusia yang memiliki hak-hak yang sama seperti orang lain dan tidak seharusnya diabaikan atau dianggap remeh. Perlu pendekatan yang holistik untuk membantu pekerja seks keluar dari lingkaran kekerasan dan eksploitasi yang mereka alami. Kita juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender dan menghentikan stigma serta diskriminasi terhadap pekerja seks. Mereka juga memiliki martabat dan hak asasi yang perlu dihormati. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga martabat dan keselamatan diri pada pekerja seks juga perlu ditingkatkan. Kita semua berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan terbebas dari kekerasan bagi semua orang, termasuk pekerja seks. Kejadian seperti ini seharusnya menjadi alarm bagi kita semua untuk bersama-sama melakukan tindakan preventif dan menjaga keselamatan serta martabat sesama manusia. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih peduli dan memperhatikan kondisi serta kebutuhan pekerja seks secara lebih serius.