Seorang taruna STIP tewas dianiaya oleh seniornya pada Jumat (3/5/2024). Peristiwa penganiayaan berujung maut sudah berulang kali terjadi di STIP. Menyikapi berita mengenai kejadian tewasnya taruna STIP di tangan senior yang telah terjadi sebelumnya pada tahun 2014 dan 2017, ini menunjukkan bahwa tradisi kekerasan di kalangan taruna di institusi seperti STIP masih sulit untuk dihilangkan. Hal ini merupakan masalah serius yang harus segera ditangani dengan tegas oleh pihak terkait, baik pihak institusi maupun pihak kepolisian. Tradisi kekerasan di lingkungan pendidikan seperti ini seharusnya tidak pernah terjadi, karena hal tersebut bukan hanya merugikan korban secara fisik dan mental, tetapi juga merusak citra institusi yang bersangkutan. Kekerasan dalam bentuk apapun harus dihentikan sejak dini dan para pelaku harus ditindak dengan tegas agar memberikan efek jera kepada orang lain. Pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi setiap individu untuk belajar dan berkembang. Oleh karena itu, pihak terkait, baik dari pihak institusi maupun pihak pemerintah, harus segera melakukan langkah-langkah preventif dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang. Selain itu, penting juga untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan tentang bahaya dan dampak negatif dari tindakan kekerasan, baik kepada para senior maupun junior di lingkungan institusi pendidikan. Dengan pandangan yang lebih humanis dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, diharapkan budaya kekerasan semacam ini bisa dihilangkan secara perlahan namun pasti. Kita sebagai masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk ikut serta mengawasi dan melaporkan setiap tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi bagian dari solusi untuk mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan pendidikan dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi semua individu.