Loading...
Paman Triyono mengatakan bahwa orangtua Tegar tak menyangka putranya bisa melakukan perundingan hingga merenggut nyawa juniornya
Saya merasa sangat prihatin dan terkejut saat membaca berita tersebut. Kejadian tersebut sangat tidak manusiawi dan tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab. Aniaya terhadap taruna oleh seorang ibu, apalagi ibu dari seorang tersangka senior, menunjukkan bahwa tindakan kekerasan dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang yang seharusnya melindungi dan mendidik anak-anak mereka.
Reaksi ibunda tersangka yang mengaku "syok" dan "tegar tega" menunjukkan betapa mengkhawatirkannya kondisi psikologis dan emosional dari ibu tersebut. Mungkin ia memiliki alasan tertentu yang mendasari tindakan kekerasan yang dilakukannya, namun itu tidak dapat dibenarkan dalam konteks apapun. Harus ada kesadaran bahwa kekerasan tidak pernah menjadi solusi dalam menyelesaikan masalah.
Dalam kasus seperti ini, penting untuk memberikan pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang cara mengatasi konflik tanpa harus resort ke kekerasan. Perlunya dukungan psikologis dan konseling bagi keluarga yang terlibat dalam kasus ini juga harus dipertimbangkan, agar tindakan kekerasan seperti ini tidak terulang di masa depan.
Kejadian ini seharusnya juga menjadi momentum bagi kita semua untuk lebih peduli dan peka terhadap kasus kekerasan dalam keluarga. Kita sebagai masyarakat harus bersikap tegas dan mendukung upaya pencegahan dan penegakan hukum terhadap kasus-kasus kekerasan, tanpa pandang bulu siapa pelakunya. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih memperhatikan perlindungan dan kesejahteraan anak-anak di lingkungan keluarga.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment