Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, menilai sikap keduanya tidak menceriminkan budaya integritas di KPK. Saya merasa sangat prihatin setelah membaca berita tersebut. Novel yang dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap kebijakan pemerintah tampaknya menyindir pimpinan KPK, Ghufron dan Alex Marwata, terkait dengan kebijakan mutasi ASN. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpuasan dari pihak tertentu terhadap keputusan pimpinan KPK dalam mengelola lembaga anti rasuah tersebut. Sebagai lembaga yang seharusnya bertugas memberantas korupsi, KPK seharusnya tidak terlibat dalam polemik yang mempengaruhi integritas dan kredibilitasnya. Mutasi ASN yang dianggap sebagai cara untuk mengendalikan kinerja pegawai juga seharusnya tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang tanpa mempertimbangkan aspek-aspek yang lebih luas. Kritik Novel terhadap pimpinan KPK juga seharusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi dan introspeksi bagi pimpinan KPK dalam melaksanakan tugasnya. Sebagai lembaga yang dipercaya oleh masyarakat untuk memberantas korupsi, KPK haruslah tetap menjaga independensinya dari tekanan pihak manapun agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Yang perlu diutamakan oleh pimpinan KPK adalah menjaga integritas dan independensi lembaga tersebut dari campur tangan pihak eksternal. Segala kebijakan yang diambil haruslah berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. Saya berharap agar pimpinan KPK dapat merespons kritik ini dengan bijak dan menyikapinya sebagai masukan yang membangun untuk meningkatkan kinerja lembaga. Kritik dan saran dari masyarakat atau pihak eksternal seharusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan, bukan sebagai bahan pertengkaran atau polemik yang justru dapat merugikan lembaga tersebut. Diharapkan ke depan, pimpinan KPK dapat lebih memperhatikan masukan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kinerja dan integritas lembaga. Hal ini tentu akan memperkuat posisi KPK sebagai lembaga yang bersih dan efektif dalam memberantas korupsi di Indonesia.