Keluarga taruna STIP Jakarta menduga ada motif lain dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan Putu Satria tewas di tangan senior. Menanggapi berita tersebut, saya merasa sangat prihatin dengan kejadian penganiayaan yang menimpa taruna STIP Jakarta tersebut. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban adalah sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun. Hal yang lebih menyedihkan lagi adalah motif pelaku yang disebutkan oleh keluarga korban, yaitu iri dengan pencapaian korban. Ini menunjukkan bahwa sikap iri dan dengki masih menjadi masalah yang sering terjadi di masyarakat. Seharusnya kita sebagai individu harus bisa menerima keberhasilan orang lain tanpa harus merasa iri atau dengki. Begitu pentingnya pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, empati, dan solidaritas agar kasus penganiayaan semacam ini bisa dihindari di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan kunci untuk membentuk generasi yang memiliki sikap dan perilaku yang baik serta menghargai perbedaan. Saya juga berharap agar kasus ini dapat ditangani secara adil dan tuntas oleh pihak berwajib. Pelaku harus menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya sehingga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Dan tentunya, korban juga harus mendapatkan perlindungan serta dukungan penuh dari keluarga, teman-teman, dan lingkungan sekitarnya untuk dapat pulih dari trauma yang dialaminya. Semoga kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai setiap individu, merajut persatuan, dan menjaga keamanan di lingkungan sekitar. Semoga tindak kekerasan seperti ini tidak terulang kembali di masa mendatang.