Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto akan mencalonkan diri sebagai bakal calon wali kota Batu. Dia sudah mengambil formulir pendaftaran di PDI-P Tanggapan saya terhadap berita ini adalah bahwa partisipasi aktor politik yang memiliki kekuasaan di daerah lain untuk mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah di daerah lain merupakan fenomena yang cukup umum di Indonesia. Meskipun hal ini sah secara hukum, namun secara etika dan moral, hal ini bisa menimbulkan pertanyaan mengenai loyalitas dan dedikasi mereka terhadap daerah yang mereka pimpin saat ini. Seharusnya, sebagai pemimpin daerah, mereka seharusnya fokus dan berkonsentrasi untuk mengurus dan memajukan daerah yang dipimpinnya, bukan malah sibuk mencalonkan diri di daerah lain. Selain itu, peran kader partai politik dalam memilih calon pemimpin juga perlu dipertanyakan. Apakah kader partai memilih calon berdasarkan kapasitas dan kinerja, atau hanya karena kedekatan politik atau kepentingan pribadi semata. Serta apakah proses seleksi calon yang dilakukan oleh partai politik cukup transparan dan demokratis, sehingga menghasilkan calon yang berkualitas dan mampu memimpin dengan baik. Selain itu, hal yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana konstituen atau masyarakat mengenali calon pemimpin yang mencalonkan diri dari luar daerah. Apakah mereka memiliki kepedulian dan pemahaman yang cukup tentang kondisi dan masalah yang dihadapi oleh daerah yang bersangkutan. Selain itu, calon pemimpin dari luar daerah juga perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk memahami kondisi dan karakteristik masyarakat setempat agar dapat memberikan solusi yang tepat dan efektif. Kesimpulannya, dalam menghadapi pemilihan kepala daerah, baik calon maupun pemilih perlu mempertimbangkan dengan seksama faktor-faktor yang relevan agar terpilihnya pemimpin yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.