Kisah pemuda Lamongan yang gagal nikah gegara tertipu gadis TikTok bak drama. Sang penipu sempat minta maaf ke rumah korban sambil membawa empat orang bayaran. Berita mengenai seorang gadis TikTok yang berhasil memanipulasi dan menipu seorang pemuda di Lamongan dengan menyewa 4 orang yang berpura-pura mengenalnya di jalan tentu merupakan tindakan yang sangat tidak bermoral. Tindakan tersebut menunjukkan bagaimana perkembangan teknologi dan media sosial dapat dimanfaatkan dengan cara yang tidak benar dan merugikan orang lain. Sang gadis TikTok seharusnya menggunakan pengaruhnya secara positif dan membangun, bukan untuk melakukan tindakan penipuan seperti ini. Selain itu, tindakan gadis tersebut juga menunjukkan kurangnya kesadaran akan dampak negatif dari tindakannya. Dengan melakukan penipuan semacam ini, selain merugikan korban secara finansial, juga dapat menimbulkan kerugian psikologis dan emosional bagi korban. Hal ini menimbulkan pertanyaan akan moralitas dan etika dalam bermedia sosial, di mana seseorang seharusnya bertanggung jawab atas segala tindakannya, termasuk di dunia maya. Peristiwa ini juga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam berinteraksi dengan orang yang kita kenal dari media sosial. Kita perlu lebih kritis dan tidak mudah percaya begitu saja terhadap informasi atau orang yang kita temui di dunia maya. Selain itu, perlu adanya kesadaran akan pentingnya membangun hubungan yang jujur dan saling percaya dalam berinteraksi di dunia nyata maupun di dunia maya. Situasi semacam ini juga memperkuat urgensi untuk meningkatkan pemahaman dan literasi digital di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Dengan pemahaman yang kuat tentang risiko dan bahaya di dunia maya, diharapkan dapat mencegah terjadinya tindakan penipuan dan manipulasi seperti yang dilakukan oleh gadis TikTok tersebut. Masyarakat juga perlu ditingkatkan kesadaran akan pentingnya melaporkan tindakan penipuan atau manipulasi yang mereka alami, agar pelaku dapat diidentifikasi dan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Dengan demikian, diharapkan tindakan penipuan semacam ini dapat diminimalisir dan tidak terjadi lagi di masa depan. Terakhir, peristiwa ini seharusnya juga menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu berprilaku jujur dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang kita lakukan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Kita harus selalu ingat bahwa apa yang kita lakukan di media sosial juga memiliki dampak nyata pada kehidupan orang lain, dan kita harus menggunakan kekuatan media sosial dengan bijaksana dan bertanggung jawab.