Tawuran antarpelajar tak hanya soal eksistensi, tetapi sebagian juga mendulang monetisasi dengan menjadikan aksi kekerasan mereka sebagai konten media sosial. Sebagai individu, saya sangat prihatin dan terkejut atas berita tersebut. Bisnis yang mengandalkan konten yang mengandung unsur kekerasan dan kekerasan terhadap pelajar sangat tidak bertanggung jawab dan merugikan bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda yang seharusnya dilindungi dan diberikan edukasi yang baik. Konten-konten semacam itu dapat merusak mental dan moral anak-anak, serta dapat membentuk persepsi yang salah mengenai kekerasan. Selain itu, bisnis yang memanfaatkan konten kekerasan juga seharusnya dicegah dan dilarang. Pemerintah dan lembaga terkait harus melakukan tindakan tegas untuk memberantas praktik bisnis semacam itu. Pengawasan yang ketat perlu diterapkan terhadap konten yang beredar di internet, terutama yang ditujukan untuk konsumsi anak-anak dan remaja. Saya juga berharap bahwa orangtua dan pendidik dapat lebih memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka dan memberikan arahan serta pengawasan yang lebih baik. Pendidikan mengenai bahaya dan dampak negatif dari konten kekerasan juga perlu ditingkatkan, sehingga anak-anak dapat lebih bijak dalam memilih konten yang mereka akses di internet. Terakhir, saya berharap agar masyarakat juga lebih proaktif dalam melaporkan konten-konten negatif seperti itu kepada pihak berwenang, sehingga bisa segera ditindaklanjuti dan pelakunya bisa diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Semua pihak harus bersatu untuk mencegah maraknya bisnis yang merugikan moral dan mental generasi muda.