Ketua DPD Partai Gerindra NTB, Lalu Pathul Bahri, mendaftar sebagai bacagub ke Partai Demokrat dan PAN. Berita tentang Ketua Gerindra NTB, Lalu Pathul Bahri, mendaftar sebagai calon gubernur ke partai Demokrat dan PAN tentu saja menarik untuk diperbincangkan. Langkah politik yang diambil oleh Pathul Bahri ini menunjukkan ambisi dan keinginannya untuk maju dalam Pilkada NTB mendatang. Menurut saya, langkah Pathul Bahri tersebut adalah tindakan yang sah dalam politik demokrasi. Semua individu memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi dan keinginannya untuk berkompetisi dalam pemilihan umum. Hal ini juga menunjukkan bahwa kompetisi politik di NTB semakin ramai dan menarik perhatian publik. Selain itu, dengan bergabungnya Pathul Bahri ke dalam partai Demokrat dan PAN, ia diharapkan dapat memperluas jaringan politiknya dan mendapatkan dukungan yang lebih luas dalam pencalonannya sebagai gubernur. Kolaborasi antara partai-partai politik juga bisa memperkuat potensi kemenangan Pathul Bahri dalam Pilkada NTB nantinya. Namun, tentu ada pro dan kontra terkait langkah yang diambil oleh Pathul Bahri ini. Beberapa pihak mungkin akan melihatnya sebagai tindakan politik pragmatis yang hanya mencari keuntungan tanpa memperdulikan ideologi dan kepentingan partai. Sedangkan yang lain mungkin akan menyambut baik langkah tersebut sebagai langkah strategis dalam memenangkan kompetisi politik. Bagi masyarakat NTB sendiri, langkah Pathul Bahri ini juga akan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon gubernur yang terbaik. Mereka memiliki hak untuk menilai dan memilih calon yang dianggap mampu mewakili kepentingan dan aspirasi mereka. Dengan demikian, keputusan Pathul Bahri untuk mendaftar sebagai calon gubernur ke partai Demokrat dan PAN merupakan sebuah langkah politik yang menarik dan patut untuk terus dipantau perkembangannya ke depan. Yang terpenting adalah bagaimana keputusan tersebut dapat membawa dampak positif bagi masyarakat NTB dan memperkuat demokrasi di daerah tersebut.