AF (22), pelatih silat yang menendang seorang mahasiswa Instiper dalam latih tanding dihadirkan di Mapolresta Sleman. Ini pengakuannya. Saya merasa sangat sedih dan prihatin setelah membaca berita ini. Kekerasan yang terjadi telah mengakibatkan kehilangan nyawa seorang mahasiswa, yang seharusnya dihindari dengan cara damai dan tidak kekerasan. Tindakan kekerasan tidak pernah dapat dibenarkan dalam segala situasi, apalagi jika dilakukan oleh seorang pelatih silat yang seharusnya menjadi teladan bagi para siswanya. Selain itu, kasus ini juga mencoreng citra olahraga beladiri di Indonesia, khususnya silat, yang seharusnya menjadi sarana untuk membangun karakter dan kepribadian yang baik. Tindakan yang dilakukan oleh pelatih tersebut tidak mencerminkan etika dan nilai-nilai yang seharusnya dimiliki oleh seorang pencinta olahraga beladiri. Saya berharap agar pihak berwajib dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku agar menjadi pembelajaran bagi orang lain. Selain itu, penting bagi para pelatih silat dan olahragawan lainnya untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, kesopanan, dan kejujuran dalam segala hal. Kita harus terus mengedukasi dan menyadarkan bahwa kekerasan bukanlah solusi dari segala masalah. Semua masalah seharusnya dapat diselesaikan dengan cara-cara yang baik dan mengedepankan dialog serta musyawarah. Dengan demikian, semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang dan olahraga beladiri tetap menjadi sarana positif bagi pengembangan diri dan kemandirian.