Seorang wartawan mengambil formulir penjaringan Pilkada di DPC PDIP Pemalang meramaikan bursa cawabup. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa partisipasi seorang sekretaris PWI Pemalang dalam penjaringan calon wakil bupati melalui PDIP merupakan hal yang menarik namun juga menimbulkan pertanyaan etis. Sebagai seorang yang berada di media massa, seorang sekretaris PWI seharusnya mempertahankan independensinya dan tidak terlibat dalam urusan politik praktis seperti penjaringan calon kepala daerah. Menjadi anggota partai politik dan terlibat dalam penjaringan cawabup juga dapat menimbulkan pertanyaan mengenai netralitas dan objektivitas dalam menjalankan tugas jurnalistiknya. Seorang jurnalis seharusnya menjaga jarak dengan partai politik demi menjaga profesionalisme dan integritasnya. Selain itu, terlibatnya seorang sekretaris PWI dalam penjaringan calon kepala daerah juga dapat menciptakan persepsi bahwa media massa memiliki preferensi atau kepentingan tertentu terhadap salah satu calon. Hal ini dapat merusak citra media massa sebagai pilar keempat demokrasi yang seharusnya netral dan obyektif. Sebagai seorang anggota PWI, seorang sekretaris seharusnya memahami kode etik jurnalistik dan mematuhi prinsip-prinsip kepatutan dalam menjalankan tugasnya. Terlibat dalam urusan politik praktis dapat merusak integritas profesi jurnalistik dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap media massa. Oleh karena itu, kami berharap agar anggota PWI, termasuk sekretaris PWI Pemalang untuk tetap mempertahankan independensi dan netralitasnya sebagai jurnalis. Jangan terlibat dalam urusan politik praktis dan berfokuslah pada tugas utama sebagai pemberi informasi yang objektif, akurat, dan bertanggung jawab kepada masyarakat.