Dua pengusaha katering korban order fiktif takjil Masjid Zayed mengaku tak punya uang untuk membayar utang. Mereka kini membuka open donasi. Berita tentang korban order fiktif takjil di Masjid Zayed yang terjerat utang dan akhirnya harus membuka open donasi adalah sangat memilukan. Korban yang seharusnya mendapat rezeki dari berjualan takjil di bulan Ramadan justru harus menanggung beban utang akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Kejadian ini menunjukkan tingginya tingkat kejahatan di dunia maya yang dapat merugikan banyak pihak, termasuk korban dengan usaha kecil seperti menjual takjil. Tindakan oknum yang melakukan order fiktif ini sangat merugikan korban secara finansial dan juga secara emosional. Mereka tidak hanya kehilangan pendapatan dari penjualan takjil, tetapi juga harus menanggung beban utang yang tidak mereka sebabkan. Hal ini menunjukkan kurangnya kepedulian dan empati terhadap sesama, terutama di bulan suci Ramadan dimana seharusnya sikap tolong-menolong dan kebaikan semakin diperbanyak. Dalam situasi seperti ini, penting bagi masyarakat untuk memberikan dukungan kepada korban agar dapat pulih dari kesulitan yang mereka alami. Membuka donasi merupakan salah satu cara untuk membantu korban agar dapat melunasi utang mereka dan kembali berjualan takjil dengan tenang. Selain itu, pihak berwajib juga diharapkan dapat melakukan tindakan yang tegas terhadap pelaku order fiktif ini agar mendapat sanksi yang pantas. Kejadian ini seharusnya juga menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi, terutama di dunia maya. Memverifikasi setiap order dengan baik dan berhati-hati dapat mencegah terjadinya kasus order fiktif seperti ini. Selain itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai tindakan cybercrime yang dapat merugikan banyak orang. Semoga dengan adanya dukungan dari masyarakat dan tindakan tegas dari pihak berwajib, korban order fiktif takjil di Masjid Zayed ini dapat segera terbebas dari beban utang yang mereka tanggung. Dan semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan, sehingga kejahatan di dunia maya dapat diminimalkan dan masyarakat dapat bertransaksi dengan lebih aman dan nyaman.