Tiga konten kreator asal Bangkalan diamankan Polda Jatim terkait dugaan film pendek produksi yang diduga bermuatan SARA dan asusila. Ini motif pembuat film. Saya merasa sangat terkejut dan kecewa dengan berita ini. Tindakan pembuat film pendek yang mengocehkan santri di Bangkalan tersebut sangat tidak pantas dan tidak etis. Sebagai seorang guru, seharusnya dia memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan bagi para muridnya. Namun, malah melakukan tindakan yang merendahkan martabat dan menghina santri. Motif dari pembuat film pendek tersebut juga sangat tidak masuk akal. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakan melecehkan dan menghina seseorang, apalagi hanya untuk kepentingan sebuah film. Pembuat film seharusnya memahami bahwa setiap individu memiliki martabat yang harus dihormati, tanpa terkecuali. Tindakan ini juga bisa berdampak buruk bagi hubungan antara guru dan santri, serta antara umat Islam. Hal ini dapat memicu kemarahan dan ketidakpercayaan terhadap para pendidik, serta mendorong stigma negatif terhadap agama tertentu. Oleh karena itu, perlu tindakan tegas dan perlakuan hukuman yang setimpal bagi pelaku agar ini tidak terulang di masa mendatang. Pendidikan dan kesadaran akan pentingnya menghormati satu sama lain, terutama dalam konteks agama dan kepercayaan, harus ditingkatkan. Sekolah dan lembaga pendidikan juga harus memberikan pemahaman yang benar tentang toleransi dan menghormati perbedaan, sehingga kasus semacam ini tidak terulang di masa mendatang.