Rusmini bercerita mengenai keadaan tubuh putranya yang mengalami luka parah. Dari luka itu, dia yakin penganiaya anaknya tak hanya satu orang. Berita tersebut sungguh menyedihkan dan memilukan. Seorang ibu yang harus menangis di hadapan Menteri Perhubungan karena anaknya menjadi korban penganiayaan menunjukkan betapa beratnya beban yang harus dipikul oleh ibu tersebut. Kehadiran sang ibu di depan Menhub seolah menjadi tanda desperation dalam mencari keadilan untuk anaknya. Pernyataan ibu taruna STIP yang yakin penganiaya anaknya lebih dari satu juga menunjukkan bahwa kejadian tersebut bukanlah kejadian yang sekedar dilakukan oleh satu orang saja, namun mungkin merupakan tindakan yang direncanakan dan dilakukan oleh beberapa orang. Hal ini tentu akan menambah kompleksitas dalam penanganan kasus tersebut. Tindakan kekerasan terhadap anak merupakan tindakan yang sangat tidak manusiawi dan harus segera dihentikan. Seluruh pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, serta masyarakat harus bersatu untuk memberantas tindakan kekerasan terhadap anak. Diperlukannya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan terhadap anak agar dapat memberikan efek jera dan memberikan keadilan bagi korban. Kejadian ini juga seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih peduli dan peka terhadap kasus kekerasan terhadap anak. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, baik itu di lingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat. Kita harus bersama-sama menjadi agent of change dan berani melaporkan serta menghentikan tindakan kekerasan terhadap anak. Saya berharap kasus ini dapat ditangani secara adil dan transparan oleh pihak yang berwenang. Semua pihak harus memberikan dukungan penuh kepada ibu dan anak yang menjadi korban, serta menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Semoga keadilan segera terwujud dan para pelaku kekerasan terhadap anak mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.