Meski akan menyandang status baru, Jakarta masih perlu melakukan pembenahan dan peningkatan dari berbagai sisi, termasuk ekonomi dan pembangunan. Saya merasa optimis dengan langkah Jakarta untuk menjadi kota global meskipun sudah tidak menjadi ibu kota negara. Jakarta memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang menjadi kota yang menjadi pusat perdagangan, pariwisata, dan investasi di tingkat internasional. Dengan infrastruktur yang semakin baik dan dukungan pemerintah yang kuat, Jakarta memiliki peluang besar untuk bersaing dengan kota-kota global lainnya. Dengan tidak menjadi ibu kota negara lagi, Jakarta dapat fokus lebih pada pengembangan sektor ekonomi dan infrastruktur, serta meningkatkan kualitas hidup penduduknya. Hal ini bisa menjadi momentum bagi Jakarta untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki dan memperkuat posisinya di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, Jakarta juga memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan beragam, serta keragaman budaya yang menjadi modal yang sangat berharga bagi pertumbuhan kota ini menjadi kota global. Dengan memanfaatkan potensi-potensi ini, Jakarta dapat menjadi pusat pertemuan budaya, bisnis, dan inovasi di tingkat global. Namun, tentu ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi Jakarta dalam mencapai tujuan menjadi kota global. Di antaranya adalah masalah kemacetan lalu lintas, polusi udara, serta ketimpangan sosial ekonomi yang masih cukup tinggi di kota ini. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan menjadikan Jakarta sebagai kota global yang ramah lingkungan, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat dan kesadaran bersama untuk memajukan Jakarta, saya yakin bahwa Kota ini bisa menjadi salah satu kota global yang membanggakan di dunia. Semua pihak harus turut berperan serta dalam mewujudkan visi ini, agar Jakarta dapat terus maju dan berkembang menuju masa depan yang lebih baik sebagai kota global yang berdaya saing.