Debt collector yang viral mengepung pemobil di Jogja minta maaf. Polisi pun mengedukasi cara penagihan mereka yang dinilai salah. Saya menganggap berita mengenai debt collector yang viral karena mengkepung pemobil di Jogja untuk menagih utang sebagai hal yang sangat tidak etis dan tidak bisa diterima. Tindakan tersebut jelas merupakan bentuk intimidasi dan pelanggaran terhadap hak-hak individu. Sebagai masyarakat yang beradab, kita seharusnya menggunakan cara-cara yang lebih santun dan profesional dalam menyelesaikan masalah keuangan, bukan dengan cara-cara kasar seperti itu. Tindakan debt collector yang viral ini seharusnya menjadi peringatan bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa debt collector untuk lebih selektif dalam memilih agen penagih utang. Mereka harus memastikan bahwa agen tersebut benar-benar mengikuti aturan hukum yang berlaku dan bersikap profesional dalam menangani setiap kasus. Kredibilitas sebuah perusahaan juga bisa tercoreng apabila menggunakan jasa debt collector yang melakukan tindakan tidak etis seperti ini. Di sisi lain, saya juga berharap pemerintah bisa melakukan langkah-langkah yang lebih tegas dalam mengatur dan mengawasi praktik penagihan utang di Indonesia. Hal ini penting agar masyarakat tidak menjadi korban dari tindakan-tindakan yang merugikan seperti yang dilakukan oleh debt collector viral ini. Pemerintah juga sebaiknya memberikan sanksi yang tegas bagi perusahaan-perusahaan atau agen penagih utang yang melanggar aturan atau melakukan tindakan yang tidak etis dalam menagih utang. Masyarakat juga harus lebih waspada dan mengerti hak-haknya ketika berurusan dengan debt collector. Mereka harus tahu bahwa tidak boleh ada tindakan kekerasan atau intimidasi dalam proses penagihan utang, dan mereka berhak melaporkan apabila merasa diperlakukan tidak sesuai dengan hukum. Selain itu, penting juga bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengatur keuangan agar tidak sampai terjerat utang yang sulit dilunasi dan berpotensi menimbulkan masalah dengan debt collector.