Seekor bulus di Sendang Sani Pati diyakini berusia ratusan tahun. Konon bulus itu merupakan jelmaan dari murid Sunan Bonang. Berita mengenai penampakan bulus konon jelmaan murid Sunan Bonang di Sendang Sani, Pati tentu merupakan hal yang menarik. Sebagai masyarakat yang hidup di tengah keberagaman budaya dan kepercayaan, berita semacam ini seringkali menimbulkan perdebatan antara yang percaya dan yang skeptis. Masyarakat yang percaya dengan adanya penampakan tersebut mungkin akan merasakan kebahagiaan dan keberkahan karena dianggap sebagai sesuatu yang sakral dan keramat. Mereka akan menganggap penampakan tersebut sebagai tanda-tanda kehadiran spiritual yang membawa berkah dan kebaikan bagi mereka. Mereka juga mungkin akan berbondong-bondong datang ke lokasi tersebut untuk memberikan penghormatan dan memperoleh berkah dari penampakan tersebut. Sementara itu, masyarakat yang skeptis tentu akan menyikapi berita ini dengan lebih rasional. Mereka akan mencari bukti empiris dan ilmiah mengenai kebenaran dari penampakan tersebut. Mereka mungkin akan mengkritisi bahwa penampakan tersebut sekadar sugesti dari orang-orang yang ingin melihat hal-hal gaib atau hanya sekedar kebetulan belaka. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa kepercayaan akan hal-hal gaib dan spiritual masih cukup kuat di masyarakat kita. Setiap orang memiliki keyakinan dan pandangan yang berbeda terhadap hal-hal seperti ini. Oleh karena itu, perlu adanya sikap saling menghormati dan toleransi antara masyarakat yang percaya dengan yang skeptis. Sebaiknya, aparat terkait dapat melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran dari penampakan tersebut. Dengan begitu, masyarakat dapat mendapatkan kejelasan dan kepastian mengenai kebenaran dari cerita penampakan bulus konon jelmaan murid Sunan Bonang di Sendang Sani, Pati. Hal ini juga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu bersikap bijaksana dan kritis dalam menyikapi hal-hal yang bersifat keagamaan dan spiritual.