Mendapatkan pekerjaan sesuai yang diharapkan tentu diimpikan banyak orang. Berbagai cara dilakukan termasuk nyogok pakai pizza. Saya merasa sangat kecewa dan prihatin ketika membaca berita tersebut. Tindakan ngelamar kerja sambil melakukan suap atau nyogok dengan memberikan pizza kepada pakar HR menunjukkan ketidakjujuran dan ketidakhormatan terhadap proses rekrutmen yang seharusnya bersih dari tindakan korupsi. Tindakan tersebut merusak integritas dan etika profesionalisme dalam dunia kerja, serta mencoreng reputasi perusahaan tempat pelamar tersebut melamar. Selain itu, tindakan tersebut juga menunjukkan bahwa pelamar tersebut tidak memiliki integritas dan kejujuran yang menjadi nilai utama dalam dunia kerja. Mulai dari proses seleksi sampai akhirnya diterima bekerja, integritas dan kejujuran sangat penting dalam membangun hubungan profesional yang baik antara karyawan dan perusahaan. Selain itu, tindakan tersebut juga dapat merugikan pelamar lain yang jujur dan bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Tindakan nyogok seperti ini bisa membuat proses seleksi menjadi tidak adil dan merugikan bagi pelamar lain yang mengikuti proses rekrutmen dengan jujur dan sungguh-sungguh. Seharusnya, pelamar kerja harusnya memahami bahwa proses seleksi kerja harus dilakukan dengan jujur dan transparan tanpa adanya tindakan ngelamar sambil menyuap. Perusahaan juga seharusnya menjaga integritas dan etika perusahaan dengan tidak menerima tindakan korupsi dalam proses rekrutmen. Diharapkan bahwa kasus seperti ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik pelamar kerja maupun perusahaan, bahwa tindakan korupsi dalam proses rekrutmen adalah tidak etis dan merugikan banyak pihak. Yang harus diutamakan adalah integritas, kejujuran, dan profesionalisme dalam seluruh proses rekrutmen agar dapat membangun lingkungan kerja yang bersih, adil, dan bermartabat.