Udara sejuk di Situ Gunung semakin syahdu kala Abah Mudrikah (64) memainkan suling dengan lagu Es Lilin ciptaan Ibu Mursih. Ia teguh melestarikan kesenian. Saya berpikir bahwa berita mengenai upaya Asa Abah Mudrikah dalam melestarikan kesenian Sunda di Situ Gunung Sukabumi merupakan sebuah hal yang sangat positif. Hal ini menunjukkan komitmen dan kecintaan beliau terhadap budaya lokal, serta kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang. Tindakan Abah Mudrikah ini patut diapresiasi karena tidak semua orang memiliki kesadaran yang sama dalam mempertahankan tradisi dan kesenian daerah. Dengan usahanya, diharapkan kesenian Sunda tidak akan punah dan tetap bisa dinikmati oleh masyarakat saat ini maupun masa depan. Selain itu, upaya melestarikan kesenian Sunda juga dapat meningkatkan nilai budaya dan pariwisata di daerah tersebut. Wisatawan yang berkunjung ke Situ Gunung pun akan mendapatkan pengalaman yang lebih kaya dengan adanya pertunjukan kesenian Sunda yang autentik dan berkualitas. Hal ini juga berpotensi untuk menggerakkan perekonomian lokal dengan meningkatkan kunjungan wisata. Namun demikian, tentu dibutuhkan dukungan lebih luas dari masyarakat, pemerintah, serta pihak terkait lainnya agar usaha melestarikan kesenian Sunda ini bisa berjalan secara berkelanjutan dan terstruktur. Selain itu, peran aktif generasi muda dalam mempelajari dan mempraktikkan kesenian Sunda juga sangat penting agar tradisi ini tetap hidup dan berkembang. Dengan adanya usaha melestarikan kesenian Sunda oleh Abah Mudrikah, diharapkan kesenian dan budaya Sunda akan terus berkembang dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia. Langkah yang diambil oleh Abah Mudrikah layak menjadi contoh bagi kita semua untuk tetap peduli dan berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya yang ada.