Ayah di Tulungagung tega membunuh balitanya hingga tewas. Ia pun melantur saat ditanya oleh polisi. Peristiwa yang dilaporkan dalam berita tersebut sungguh memilukan dan tidak masuk akal. Tindakan ayah yang membunuh balitanya merupakan tindakan keji dan tidak dapat dibenarkan sama sekali. Selain itu, sikap melantur yang ditunjukkan oleh ayah tersebut saat ditanya polisi menunjukkan bahwa ia tidak memiliki rasa penyesalan yang cukup mendalam atas perbuatannya yang keji. Sebagai orangtua, seharusnya ia menjadi pelindung bagi anak-anaknya dan memberikan kasih sayang serta perlindungan yang layak. Namun, tindakan yang dilakukan oleh ayah tersebut jelas melanggar segala norma dan etika yang ada dalam bermasyarakat. Kasus seperti ini seharusnya mendapat penanganan hukum yang tegas dan adil agar dapat memberikan keadilan bagi korban, yaitu balita yang menjadi korban kekejaman ayahnya sendiri. Selain itu, peristiwa ini juga seharusnya menjadi pelajaran bagi semua orang tua di seluruh dunia tentang pentingnya mengendalikan emosi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih dewasa dan bertanggung jawab. Sifat impulsif dan kekerasan tidak akan pernah membawa kebaikan bagi siapapun, terutama bagi anak-anak yang seharusnya menjadi generasi penerus yang diharapkan dapat membangun masa depan yang lebih baik. Kita sebagai masyarakat juga seharusnya lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan berani melaporkan tindakan kekerasan yang terjadi di sekitar kita, terutama terhadap anak-anak yang rentan menjadi korban kekerasan. Dengan demikian, kesejahteraan dan keselamatan anak-anak dapat lebih terjamin dan terlindungi dari tindakan kekerasan yang dapat merusak masa depan generasi bangsa. Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi kita semua sehingga dapat mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Semoga juga, balita yang menjadi korban keji tersebut dapat mendapatkan keadilan dan perlindungan yang layak serta mendapat dukungan yang cukup untuk proses pemulihannya.