Polisi mengembalikan puluhan pelajar ke orang tuanya. Mereka terbukti tidak terlibat melakukan tindakan ricuh saat konvoi pelajar. Saya merasa lega dan senang mendengar bahwa 23 pelajar di Yogyakarta yang sempat diciduk akhirnya dipulangkan setelah tidak terbukti ikut dalam kerusuhan. Hal ini menunjukkan bahwa pihak berwenang telah melakukan penyelidikan yang cukup matang sebelum memutuskan mengambil langkah tindakan terhadap pelajar tersebut. Keputusan ini seharusnya tidak hanya didasari oleh asumsi semata, tetapi juga harus didukung dengan bukti yang kuat. Meskipun demikian, kasus ini juga seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa dalam situasi yang rawan konflik atau kerusuhan, kita harus berhati-hati dalam bertindak dan tidak tergesa-gesa menuduh seseorang tanpa bukti yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan kerugian baik bagi individu yang tidak bersalah maupun bagi keamanan dan ketertiban umum. Penting bagi kita untuk senantiasa mengedepankan asas praduga tak bersalah dan memberikan kesempatan kepada orang-orang yang dituduh untuk membela diri dan membuktikan kebenaran. Penegakan hukum harus dilakukan secara adil dan proporsional tanpa adanya diskriminasi atau keberpihakan tertentu. Tindakan ini juga seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang hak asasi manusia dan hak-hak individu, serta pentingnya menghormati kebebasan berpendapat dan berekspresi sesuai dengan hukum yang berlaku. Semua pihak harus bekerja sama untuk mewujudkan kedamaian dan keadilan bagi seluruh warga negara. Dengan demikian, saya berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan dan masyarakat dapat belajar dari kasus ini untuk lebih bijak dalam menyikapi situasi yang memanas, serta menghormati hak-hak asasi manusia dan keadilan. Pemerintah juga diharapkan untuk meningkatkan sistem pengawasan dan penegakan hukum secara transparan dan akuntabel guna mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak seharusnya terjadi.