Empat PSK anak yang diamankan dari jaringan prostitusi MiChat dipaksa melayani tamu 10 20 per hari. Ironisnya mereka juga tak diberi hasil uang transaksi. Berita mengenai PSK Anak MiChat di Surabaya yang melayani hingga 20 pria hidung belang per hari merupakan sebuah berita yang sangat menyedihkan. Hal ini merupakan cerminan dari maraknya eksploitasi dan perdagangan manusia, khususnya anak-anak, yang harus segera diatasi oleh pihak berwenang. Anak-anak seharusnya dilindungi dan diberikan perlindungan, bukan dieksploitasi untuk kepentingan materi. Kondisi ini menunjukkan kegagalan sistem dalam melindungi anak-anak dari eksploitasi seksual. Pemerintah perlu meningkatkan upaya dalam memberikan perlindungan kepada anak-anak yang rentan terhadap perdagangan manusia, serta memberikan pendidikan dan kesadaran kepada masyarakat akan bahaya dari aktivitas semacam ini. Masalah perdagangan manusia tidak hanya tentang kepentingan finansial semata, tetapi juga mengenai keberadaan moralitas dan kemanusiaan. Masyarakat juga harus turut berperan aktif dalam memberantas perdagangan manusia, dengan memberikan informasi kepada pihak berwenang apabila mengetahui adanya kegiatan yang mencurigakan. Pendidikan seksual sejak usia dini juga perlu ditingkatkan, agar anak-anak memiliki pemahaman yang baik tentang perlindungan diri dan memahami batasan-batasan dalam bergaul dengan orang lain. Selain itu, kampanye peduli terhadap anak-anak dan pencegahan perdagangan manusia juga perlu terus ditingkatkan, agar masyarakat semakin sadar dan tidak menjadi bagian dari aktivitas yang merugikan ini. Kita sebagai masyarakat tidak boleh diam melihat kejadian-kejadian seperti ini terus berlangsung. Dukungan dan kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak terkait lainnya sangat diperlukan untuk memberantas perdagangan manusia, terutama perdagangan manusia yang menargetkan anak-anak. Semua anak memiliki hak yang sama untuk hidup dan berkembang dengan layak, tanpa harus menjadi korban eksploitasi seksual.