Aksi anarkis rombongan pengiring jenazah terjadi lagi untuk kesekian kalinya. Kali ini, keributan terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa dengan kejadian tersebut. Iring-iringan pengantar jenazah seharusnya diperlakukan dengan hormat dan penghormatan, bukan dijadikan sebagai alasan untuk menyerang pengendara lain. Tindakan menyerang pengendara yang tidak bersalah hanya karena terhambat oleh rombongan pengantar jenazah sangat tidak pantas dan tidak berperikemanusiaan. Tindakan tersebut sangat mencoreng citra anggota TNI yang seharusnya menjadi contoh dalam menjaga kedamaian dan kewibawaan. Sebagai aparat yang seharusnya memberikan rasa aman dan perlindungan kepada masyarakat, tindakan tersebut justru menimbulkan ketakutan dan ketidaknyamanan di tengah-tengah masyarakat. Saya berharap kasus ini segera ditindaklanjuti secara tegas dan adil oleh pihak berwenang. Tindakan yang dilakukan oleh anggota TNI tersebut harus diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, perlu adanya pembinaan dan pelatihan kembali bagi anggota TNI agar lebih memahami tugas dan tanggung jawab mereka sebagai aparat negara. Kejadian ini juga seharusnya menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk selalu mengedepankan sikap toleransi dan saling menghormati satu sama lain, baik dalam situasi apapun. Kita harus bisa menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam berbagai situasi tanpa harus saling menyakiti atau merendahkan martabat orang lain. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang, dan kita semua bisa belajar untuk saling menghormati dan menjaga kebersamaan dalam bermasyarakat. Kita semua harus bisa bersikap bijaksana dan empati terhadap sesama demi menciptakan lingkungan yang aman dan damai.