Tepat enam tahun Tragedi bom di Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018 terjadi. Tiga gereja di Kota Pahlawan jadi sasaran teror bom bunuh diri. Bom di Surabaya yang terjadi enam tahun lalu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan dan meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat Surabaya dan seluruh Indonesia. Peristiwa ini mengingatkan kita akan bahaya terorisme dan perlunya upaya bersama untuk mencegah terjadi kejadian serupa di masa depan. Merawat ingatan akan peristiwa tersebut penting untuk menghormati para korban dan keluarganya, serta sebagai pengingat akan bahaya radikalisme yang harus dihindari. Dengan merawat ingatan akan peristiwa bom di Surabaya, kita juga diingatkan untuk terus waspada terhadap potensi ancaman terorisme. Kita perlu bekerja sama dalam memerangi radikalisme dan ekstremisme agar kejadian tragis seperti itu tidak terulang. Selain itu, merawat ingatan tersebut juga menjadi momen untuk merajut harapan bersama, bahwa meskipun ada tantangan yang berat, kita tetap bisa bersatu dan bangkit dari tragedi tersebut. Walaupun sudah enam tahun berlalu, namun kenangan akan bom di Surabaya masih tetap segar dalam ingatan kita. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk terus mengenang peristiwa tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada korban dan keluarganya. Dengan mengenang peristiwa tragis tersebut, kita diharapkan dapat belajar dari kesalahan masa lalu dan menjadi lebih waspada terhadap potensi ancaman terorisme di masa depan. Melalui merawat ingatan dan merajut harapan, kita dapat memperkuat solidaritas dan persatuan dalam menghadapi ancaman terorisme. Kita semua memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kedamaian, sehingga peristiwa seperti bom di Surabaya tidak akan terulang lagi di masa yang akan datang. Semoga dengan terus merawat ingatan dan merajut harapan, kita dapat membangun masa depan yang lebih aman dan damai bagi generasi mendatang.