Wasit yang terlibat pengaturan skor laga Liga 2 antara PSS Sleman versus Madura FC tahun 2018 telah menjalani sidang vonis. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa dengan adanya kasus pengaturan skor dalam kompetisi Liga 2. Pengaturan skor merupakan tindakan yang merugikan tidak hanya para pemain dan klub yang bersangkutan, tetapi juga merusak citra dan integritas olahraga sepakbola secara keseluruhan. Oleh karena itu, hukuman yang diberikan kepada wasit dan asisten yang terlibat dalam kasus ini sangatlah tepat sebagai bentuk peringatan dan pelajaran bagi para pelaku lainnya. Pengaturan skor merupakan tindakan yang tidak etis dan melanggar kode etik sebagai seorang wasit. Sebagai penegak aturan dalam pertandingan, wasit seharusnya menjaga profesionalitas dan integritasnya tanpa memihak pada salah satu tim. Keterlibatan wasit dan asisten dalam kasus pengaturan skor menunjukkan adanya ketidakjujuran dan kecurangan yang tidak bisa ditoleransi dalam dunia olahraga. Hukuman percobaan selama 10 bulan yang diberikan kepada wasit dan asisten yang terlibat dalam kasus ini seharusnya menjadi contoh bagi orang lain agar tidak terlibat dalam tindakan yang merugikan seperti pengaturan skor. Selain itu, pihak federasi sepakbola juga perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan aturan lebih ketat untuk mencegah kasus serupa terulang di masa depan. Saya berharap kasus pengaturan skor ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait, baik pemain, official, maupun penggemar sepakbola. Kejujuran dan sportivitas harus selalu dijunjung tinggi demi menjaga kemurnian olahraga sepakbola dan menumbuhkan rasa percaya antara semua pihak yang terlibat. Semoga dengan adanya hukuman yang tegas ini, dapat mengurangi tindakan curang di dalam dunia sepakbola dan menjadikan olahraga ini menjadi lebih fairplay.