Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka menemui Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah bahwa Prabowo Subianto seolah-olah ingin menunjukkan kerja sama yang baik antara Gibran Rakabuming Raka dan dirinya sendiri dengan menyatakan bahwa Gibran adalah wakil presiden dalam pertemuan dengan Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), Putra Mahkota Abu Dhabi dan Deputi Panglima Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab. Pernyataan tersebut tentu saja menjadi sorotan karena seolah Prabowo ingin menyampaikan pesan bahwa Gibran tidak hanya sebagai anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), tetapi juga sebagai orang yang duduk di posisi berpengaruh. Hal ini tentu saja melambangkan hubungan yang baik antara keluarga Prabowo dengan keluarga Jokowi. Namun, sebagian masyarakat juga mungkin melihat pernyataan Prabowo tersebut sebagai sebuah upaya untuk mencari dukungan dari pihak-pihak berpengaruh di luar negeri. Dengan menghubungkan dirinya dengan tokoh-tokoh dunia seperti MBZ, Prabowo dapat menciptakan hubungan yang lebih luas dan kemungkinan mendapatkan dukungan atau keuntungan politik dari negara-negara tersebut. Sebagai seorang politisi, langkah Prabowo ini tidak terlalu mengejutkan mengingat aliansi politik dan diplomasi merupakan hal yang biasa dilakukan dalam dunia politik. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa konteks dan pesan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut menjadi perbincangan yang menarik dan mengundang berbagai spekulasi dari masyarakat. Dalam konteks ini, penting bagi publik untuk tidak hanya melihat dari segi politik dan diplomasi semata, namun juga melihat dari sisi hubungan antarnegara dan kepentingan nasional. Semoga pernyataan Prabowo ini dapat memberikan dampak positif bagi hubungan Indonesia dengan Uni Emirat Arab dan negara-negara lainnya.