4 Anak korban PSK MiChat di Surabaya diselamatkan polisi. Nasib mereka tragis. Mereka dijanjikan pekerjaan di Surabaya namun malah dijadikan PSK. Berita yang berjudul 'Nasib Miris Gadis Belia Dipaksa Jadi PSK MiChat Tergiur Janji Manis Muncikari' sangatlah memilukan dan menyedihkan. Keberadaan kasus seperti ini merupakan cerminan dari keberadaan praktek perdagangan manusia yang masih merajalela di masyarakat. Gadis belia yang seharusnya menikmati masa remajanya dengan bersekolah dan berkembang secara normal harus terjebak dalam lingkaran kejahatan perdagangan manusia. Korban yang dipaksa menjadi PSK di MiChat hanya karena tertipu oleh janji manis dari muncikari merupakan contoh nyata dari eksploitasi dan penindasan yang dilakukan terhadap perempuan dan anak-anak. Mereka seringkali menjadi korban manipulasi dan terpaksa menjual tubuhnya demi bertahan hidup atau mendapatkan sesuap nasi. Hal ini menunjukkan betapa rentannya mereka dalam situasi ekonomi yang sulit dan minimnya kesadaran akan hak dan perlindungan mereka. Ini juga menunjukkan ketidaktahuan atau kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dan perempuan dari berbagai bentuk eksploitasi dan kekerasan. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik mengenai hak asasi manusia dan upaya pencegahan perdagangan manusia sangatlah penting untuk dilakukan guna menghindari kasus serupa terjadi di masa depan. Pemerintah, lembaga perlindungan anak dan perempuan, serta masyarakat secara keseluruhan perlu bekerja sama dalam upaya pemberantasan perdagangan manusia dan perlindungan korban. Perlunya penegakan hukum yang tegas, pemberian rehabilitasi serta dukungan psikologis bagi korban, dan upaya pencegahan yang lebih masif dan berkesinambungan harus diutamakan demi mencegah terulangnya kasus-kasus serupa. Kasus ini juga memperlihatkan betapa pentingnya peran teknologi dalam memperkuat pencegahan perdagangan manusia. Aplikasi MiChat atau aplikasi serupa perlu dilakukan pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan dan aktivitas ilegal seperti eksploitasi seksual. Penggunaan teknologi dalam kejahatan seperti ini juga mendorong perlunya upaya pemantauan yang lebih ketat serta edukasi bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap kemungkinan penipuan dan eksploitasi di dunia maya. Dalam keseluruhan, kasus ini merupakan cerminan dari kompleksitas masalah yang terjadi di masyarakat terkait perdagangan manusia dan eksploitasi perempuan dan anak-anak. Pemberantasan perdagangan manusia dan perlindungan korban harus menjadi perhatian serius semua pihak, baik pemerintah, lembaga perlindungan, maupun masyarakat itu sendiri. Diperlukan tindakan konkret, dukungan, dan kerjasama semua pihak untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua individu, terutama mereka yang rentan menjadi korban perdagangan manusia.