Loading...
'Kenapa yang disalahkan study tour-nya? Study tour gak bermasalah, apa bedanya dengan kunker pemda dan dewan,' ujar Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo.
Saya berpendapat bahwa larangan study tour di beberapa daerah merupakan sebuah tindakan yang patut dipertimbangkan mengingat situasi pandemi COVID-19 yang masih belum berakhir. Melarang kegiatan study tour dapat membantu dalam mencegah penyebaran virus karena kegiatan tersebut melibatkan pergerakan banyak orang dari berbagai tempat.
Namun, jika kita melihat dari sudut pandang lain, ada pertanyaan yang muncul mengenai perbedaan antara study tour dengan kunjungan kerja (kunker). Keduanya memang memiliki kepentingan yang berbeda, namun hal tersebut bisa menimbulkan pertanyaan apakah kunker juga memiliki risiko penyebaran virus yang sama seperti study tour. Oleh karena itu, diperlukan aturan yang jelas dan konsisten dalam mengatur berbagai jenis perjalanan tersebut.
PHRI DIY juga memberikan komentar bahwa larangan study tour seharusnya tidak hanya berlaku untuk siswa dan pelajar, tetapi juga untuk pejabat dan pegawai pemerintah yang melakukan kunjungan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa peraturan yang diberlakukan harus adil dan berlaku bagi semua pihak, tanpa terkecuali.
Sebagai pendukung kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus, larangan study tour seharusnya dilaksanakan dengan tegas dan disiplin oleh semua pihak terkait. Pihak sekolah, tempat wisata, dan orang tua pun perlu ikut berperan aktif dalam menegakkan kebijakan tersebut.
Terlepas dari kontroversi yang timbul terkait larangan study tour, yang terpenting adalah keselamatan dan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Semua pihak harus bekerja sama dan mengikuti aturan yang ada demi memutus mata rantai penyebaran virus sehingga situasi dapat segera kembali normal dan kegiatan study tour bisa dilakukan kembali dengan aman.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment