Bagaimana tidak, Firdaus yang baru berusia 18 tahun tega membanting bayinya yang berusia 1,5 bulan hingga tewas. Saya sangat terkejut dan prihatin mendengar berita tentang pemuda 17 tahun di Empat Lawang yang begitu keji dan tega membanting bayinya hingga tewas. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemuda tersebut sungguh tidak manusiawi dan sangat tidak pantas dilakukan terhadap seorang bayi yang masih sangat rentan. Tidak hanya itu, tindakan pemuda tersebut yang juga sempat menganiaya istri dengan menamparnya menunjukkan bahwa dia memiliki masalah serius dalam mengendalikan emosi dan perilakunya. Tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan permasalahan yang serius dan harus segera ditangani dengan tegas. Menyiksa dan membunuh bayi yang tak berdaya menunjukkan bahwa pemuda tersebut perlu mendapatkan bantuan dan pendampingan psikologis agar bisa mengontrol emosinya dengan baik. Selain itu, kasus ini juga harus dijadikan pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga dan segera melaporkan jika mengetahui adanya kekerasan tersebut. Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya pengasuhan yang baik serta resolusi konflik tanpa kekerasan. Edukasi tentang parenting yang baik dan cara mengelola emosi secara sehat perlu diberikan kepada masyarakat, terutama generasi muda agar tidak terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga yang merenggut nyawa seperti kasus yang terjadi di Empat Lawang ini. Saya berharap pelaku kekerasan ini segera ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku agar keadilan bisa ditegakkan dan agar kasus serupa tidak terulang di masa depan. Semoga keluarga korban juga mendapatkan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini. Dan kepada masyarakat, mari kita jadikan kasus ini sebagai momentum untuk lebih peduli terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan bersikap proaktif dalam melindungi sesama dari tindakan kekerasan yang tidak manusiawi.