Israel dibuat frustasi dengan kekuatan kelompok Perlawanan di Jalur Gaza yang seakan utuh kembali seperti saat pertama kali berperang. Berita mengenai tentara Israel yang mengalami kegagalan dalam upaya untuk menguasai dua wilayah di Gaza menggambarkan bahwa situasi di wilayah tersebut masih belum stabil dan kondusif. Tentara Israel mengalami kegagalan tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi mereka untuk lebih berhati-hati dan mempertimbangkan strategi yang lebih tepat dalam menghadapi situasi yang kompleks di Gaza. Frustrasi yang dirasakan oleh tentara Israel juga menggambarkan bahwa mereka menghadapi tantangan yang besar dalam melawan kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut. Keberhasilan kelompok-kelompok militan untuk menahan serangan tentara Israel menunjukkan bahwa mereka memiliki strategi dan taktik yang efektif dalam menghadapi serangan musuh. Kembali ke "titik nol" dapat diartikan bahwa tentara Israel harus memulai lagi dari awal dalam merencanakan strategi operasi militer mereka di Gaza. Hal ini memerlukan evaluasi mendalam terhadap kegagalan yang terjadi sebelumnya dan pengembangan strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan mereka. Perlunya dialog dan negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik di Gaza menjadi semakin penting untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Kedua belah pihak harus mendengarkan dan memahami kepentingan dan kebutuhan masing-masing untuk mencapai solusi yang berkelanjutan. Sebagai negara yang memiliki kekuatan militer besar, Israel juga memiliki tanggung jawab untuk berperan sebagai agen perdamaian dan mencari solusi diplomatik dalam menyelesaikan konflik di wilayah Gaza. Upaya-upaya untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan dialog antara kedua belah pihak harus terus dilakukan guna mencapai perdamaian jangka panjang di wilayah tersebut. Kegagalan yang dialami oleh tentara Israel juga sepatutnya menjadi peringatan bagi mereka untuk tidak melupakan hak asasi manusia dalam menjalankan operasi militer. Perlindungan terhadap warga sipil dan pematuhan terhadap hukum internasional harus tetap menjadi prioritas utama dalam setiap operasi militer yang dilakukan oleh tentara Israel di Gaza. Dengan demikian, semoga kegagalan yang dialami oleh tentara Israel dapat menjadi momentum bagi mereka untuk merenungkan kembali strategi dan taktik yang mereka gunakan dalam menghadapi konflik di Gaza. Melalui upaya-upaya diplomasi dan negosiasi yang lebih aktif, diharapkan konflik di wilayah Gaza dapat diselesaikan dan perdamaian dapat tercapai bagi kedua belah pihak.