Vany mengatakan, peristiwa dugaan KDRT yang menimpanya terjadi sebanyak dua kali yang salah satunya terjadi di Merauke Berita ini sangat memprihatinkan karena menunjukkan perilaku yang sangat tidak pantas dari seorang oknum pejabat yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat. Tindakan penistaan agama yang dilaporkan oleh istrinya menunjukkan betapa rendahnya kesadaran dan nilai-nilai moral yang dimiliki oleh oknum tersebut. Selain itu, fakta bahwa oknum tersebut juga tersangka kasus KDRT menunjukkan bahwa ia memiliki kecenderungan untuk menggunakan kekerasan dalam hubungan personalnya. Kasus ini juga menggambarkan betapa pentingnya penegakan hukum dan keadilan dalam menangani kasus-kasus penistaan agama dan KDRT. Seseorang tidak boleh dengan mudah melakukan tindakan yang merugikan orang lain, apalagi jika tindakan tersebut melanggar hak asasi manusia dan nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu, langkah yang diambil oleh istri oknum pejabat tersebut untuk melaporkannya kepada pihak berwajib adalah langkah yang tepat dan patut diapresiasi. Perlu dilakukan investigasi mendalam untuk mengungkap motif dan latar belakang dari perilaku oknum pejabat tersebut. Jika terbukti bersalah, ia harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku agar tidak terulang kasus serupa di masa depan. Selain itu, perlu juga memberikan pendampingan dan perlindungan bagi korban KDRT agar ia merasa aman dan mendapatkan keadilan. Kasus ini juga seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak menoleransi tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan nilai-nilai agama. Kita sebagai masyarakat harus selalu siap melaporkan dan mengadu kepada pihak berwajib apabila melihat ada tindakan yang merugikan orang lain. Semua orang, termasuk oknum pejabat, harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan tidak bisa mengatasnamakan jabatan atau kekuasaan untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum.