Inilah sosok pria yang terobsesi dengan wanita di Surabaya hingga teror 10 tahun. Berita yang berjudul 'Sosok AP, Diduga Pria Peneror Nimas Wanita Surabaya Selama 10 Tahun, Punya Usaha dan Klaim Setia' adalah sebuah berita yang sangat mengkhawatirkan. Kasus ini menunjukkan betapa serius dan merugikan dampak dari tindakan pelecehan dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain, terutama dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu 10 tahun. Dari berita tersebut, dapat dilihat bahwa AP diduga telah melakukan tindakan pelecehan dan kekerasan fisik terhadap Nimas selama 10 tahun. Ini adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi dan tidak bisa diterima dalam masyarakat yang beradab. AP seharusnya diselidiki secara serius dan harus dipertanggungjawabkan atas tindakannya yang tidak etis dan melanggar hukum. Selain itu, fakta bahwa AP memiliki usaha dan mengklaim dirinya sebagai orang yang setia menunjukkan bahwa penampilan dan posisi sosial seseorang tidak selalu mencerminkan kepribadian dan perilaku sebenarnya. Hal ini juga memberikan pelajaran bahwa kita tidak boleh sembarangan menilai seseorang hanya dari penampilan atau jabatannya saja, karena sesungguhnya ada sisi lain dari seseorang yang mungkin tidak terlihat dan perlu diwaspadai. Kasus ini juga seharusnya menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap tindakan pelecehan dan kekerasan. Kita perlu lebih proaktif dalam melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari potensi bahaya yang dapat datang dari siapapun, termasuk dari orang yang tampaknya baik dan berposisi tinggi seperti AP. Terakhir, kasus ini juga menegaskan pentingnya peran pemerintah dan lembaga penegak hukum dalam menangani kasus-kasus pelecehan dan kekerasan. Diperlukan langkah-langkah yang tegas dan efektif untuk menindaklanjuti kasus seperti ini agar keadilan bisa ditegakkan dan korban dapat mendapatkan perlindungan serta keadilan yang mereka butuhkan. Semoga kasus ini dapat diselesaikan dengan baik dan memberikan pembelajaran berharga bagi kita semua.