Wanita berjuluk Ratu Narkoba itu dijerat Pasal 137 huruf a, b juncto Pasal 136 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Tangis Adelia Putri Salma Ratu yang divonis 5 tahun penjara dan denda Rp2 miliar merupakan cerminan betapa berat konsekuensi dari tindakannya yang melanggar hukum. Sebagai seorang yang terlibat dalam kasus narkoba, Adelia harus menerima hukuman yang dijatuhkan kepadanya, sebagai langkah untuk memberikan efek jera kepada pelaku narkoba lainnya. Penting untuk diingat bahwa peredaran narkoba adalah masalah serius yang sangat merugikan masyarakat. Kasus-kasus seperti ini menunjukkan bahwa tindakan hukum harus ditegakkan dengan tegas terhadap para pelaku narkoba, tanpa pandang bulu. Adelia sebagai pelaku narkoba harus menerima konsekuensi dari perbuatannya dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Melalui putusan ini, diharapkan dapat memberikan pesan yang kuat kepada masyarakat mengenai bahaya narkoba dan konsekuensi yang akan dihadapi jika terlibat dalam hal tersebut. Hukuman yang dijatuhkan kepada Adelia juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberantas peredaran narkoba demi menciptakan masyarakat yang sehat dan bersih dari pengaruh negatif. Dengan adanya kasus ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan tidak tergoda untuk mencoba narkoba. Pemerintah juga diharapkan dapat terus meningkatkan upaya dalam memberantas peredaran narkoba, serta memberikan dukungan dan rehabilitasi kepada para korban penyalahgunaan narkoba agar dapat kembali ke jalan yang benar. Suatu hal yang patut disayangkan bahwa seorang wanita muda seperti Adelia terlibat dalam kasus narkoba, karena narkoba tidak hanya merusak kehidupan individu, tetapi juga merusak generasi masa depan. Dengan kondisi ini, maka penting bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua orang untuk tidak terlibat dalam peredaran narkoba.