Antusias pengunjung untuk berbelanja atau berjalan-jalan di mal terlihat dengan banyaknya pengunjung yang duduk-duduk di dekat pintu masuk mal. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah bahwa keputusan untuk membuka kembali semua tenant di PS Mall tampaknya dilakukan sebagai upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi. Namun, kebijakan penutupan pukul 7 malam tentu saja akan berdampak pada omset penjualan dari para tenant yang biasanya buka hingga larut malam. Pengaturan jam operasional yang terbatas dapat membatasi akses pelanggan potensial yang ingin berbelanja setelah bekerja atau melakukan aktivitas lainnya di malam hari. Hal ini dapat mempengaruhi potensi pendapatan bagi para tenant yang bergantung pada jam operasional malam. Selain itu, kebijakan penutupan jam 7 malam juga dapat mempengaruhi kegiatan masyarakat yang ingin berkumpul atau sekadar bersantai di malam hari di area PS Mall. Hal ini tentu akan membatasi potensi pengunjung yang datang ke mall dan juga berdampak pada pengalaman berbelanja yang biasanya terhubung dengan kegiatan sosial di malam hari. Meskipun demikian, keputusan manajemen PS Mall untuk memberlakukan penutupan jam 7 malam mungkin juga didasari oleh pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengunjung dan para tenant di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung. Dengan waktu penutupan yang lebih awal, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran virus dan memberikan kesempatan bagi pembersihan dan disinfeksi area mall secara menyeluruh. Saya berharap bahwa kebijakan ini dapat memberikan manfaat yang seimbang bagi semua pihak yang terlibat, baik pengelola mall, para tenant, maupun pengunjung. Diharapkan juga adanya komunikasi yang terbuka dan transparan dari pihak manajemen PS Mall kepada seluruh stakeholder terkait kebijakan-kebijakan yang diambil guna memastikan keberlangsungan bisnis dan juga keamanan bagi semua pihak.