Bermodal kasihan, Soraya Rasyid akui buka pintu rumah tampung Andrew Andika suami Tengku Dewi. Sebut tidur di kamar berbeda. Berita tentang Soraya Rasyid yang membuka pintu rumahnya untuk menampung suami Tengku Dewi, menarik untuk dibahas. Sebagai individu yang berbelas kasih, tindakan Soraya patut diapresiasi karena menunjukkan keprihatinan dan empati terhadap sesama. Keputusannya untuk memberikan tempat tinggal bagi Tengku Dewi yang mengalami masalah dengan suaminya, menunjukkan bahwa ia peduli dengan kesejahteraan orang lain. Namun, perlu diingat bahwa dalam hubungan rumah tangga, masalah antara pasangan harus diselesaikan secara internal, sebaiknya melalui komunikasi dan negosiasi. Dengan membuka pintu rumahnya untuk menampung suami Tengku Dewi, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan etika terkait campur tangan dalam hubungan orang lain. Meskipun niatnya baik, tindakan seperti ini bisa memperburuk masalah antara pasangan tersebut. Selain itu, tindakan Soraya juga bisa dianggap melanggar batasan privasi. Kehidupan pribadi seseorang seharusnya dihormati dan dijaga kerahasiaannya. Meskipun alasan belas kasih mungkin menjadi motivasi untuk membuka rumahnya, namun perlu dipertimbangkan juga kepentingan privasi dari pihak yang terlibat. Di sisi lain, tindakan Soraya juga bisa dijadikan inspirasi bagi masyarakat untuk peduli dan membantu sesama yang membutuhkan, terutama dalam situasi sulit seperti konflik rumah tangga. Dengan memberikan bantuan atau tempat tinggal sementara, kita dapat memberikan dukungan moral dan emosional kepada orang-orang yang sedang mengalami masalah. Tentu saja, setiap tindakan memiliki konsekuensi dan risiko tersendiri. Penting bagi kita untuk selalu memikirkan dampak dari perbuatan kita terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Kita perlu mempertimbangkan dengan bijak, termasuk dalam memberikan bantuan kepada orang lain. Sementara itu, semoga apa yang dilakukan oleh Soraya dapat mendorong lebih banyak orang untuk peduli dan membantu sesama.