Dalam beberapa hari terakhir Angkatan Udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menyerang lebih dari 70 target di seluruh Gaza. Tanggapan saya terhadap berita tersebut tidak dapat dilepaskan dari konteks konflik yang berkepanjangan antara Israel dan kelompok-kelompok militan di wilayah Palestina. Meskipun Israel mengaku telah berhasil membunuh komandan Jihad Islam di Rafah, peristiwa tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara kedua belah pihak dan memicu reaksi balasan dari pihak Palestina. Di satu sisi, pembunuhan komandan Jihad Islam dapat dianggap sebagai tindakan pencegahan Israel terhadap serangan teroris yang dapat membahayakan warga sipil Israel. Namun, di sisi lain, pembunuhan tersebut juga dapat memicu gelombang balasan dari kelompok militan yang mendukung Jihad Islam, sehingga berpotensi memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut. Selain itu, penghancuran gudang senjata juga dapat diinterpretasikan sebagai tindakan preventif Israel untuk mengurangi kemampuan militer kelompok militan di wilayah tersebut. Namun, aksi tersebut juga dapat menimbulkan dampak humaniter terhadap warga sipil yang tinggal di sekitar area tersebut. Sebagai pihak yang terlibat dalam konflik tersebut, penting bagi Israel untuk mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan yang diambilnya terhadap situasi keamanan dan kemanusiaan. Upaya untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina perlu dilakukan melalui dialog dan negosiasi, bukan dengan tindakan militer yang dapat memperkeruh suasana konflik. Kita berharap agar kedua belah pihak dapat menahan diri dan mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Meningkatkan kerjasama regional dan internasional juga dapat menjadi langkah yang penting untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.