Sosok Andri yang tega membacok kedua mantan mertuanya di Banyuasin dikenal warga sebagai seorang yang tempramen. Berita tersebut sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan bagaimana seseorang bisa kehilangan kendali atas emosinya hingga melakukan tindakan kekerasan yang sangat tidak manusiawi. Tindakan yang dilakukan oleh Andri untuk membacok mantan mertuanya menunjukkan bahwa ia tidak mampu mengendalikan amarahnya secara dewasa dan bijaksana. Hal ini juga menunjukkan bahwa Andri mungkin memiliki masalah mental atau emosional yang perlu ditangani dengan serius. Dari sisi hubungan interpersonal, tindakan yang dilakukan oleh Andri untuk membacok mantan mertuanya juga menunjukkan bahwa ada konflik yang belum terselesaikan antara mereka. Mungkin saja adanya masalah yang terjadi di masa lalu yang membuat Andri masih menyimpan dendam dan kekesalan terhadap mantan mertuanya tersebut. Hal ini membuatnya nekat untuk melakukan tindakan kekerasan yang tidak masuk akal dan melanggar hukum. Dalam kasus seperti ini, penting bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi mental seseorang dan memberikan dukungan serta bantuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Jika memang Andri memiliki masalah mental atau emosional, ia perlu mendapatkan penanganan yang tepat agar tidak terulang kejadian serupa di masa depan. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan kepada masyarakat tentang pentingnya mengendalikan emosi dan menyelesaikan konflik secara damai dan dewasa. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakan kekerasan terhadap siapapun, apalagi sampai membahayakan nyawa seseorang. Kita semua sebagai masyarakat juga perlu menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi konflik dan tidak menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Lebih baik mencari jalan damai dan berbicara secara dewasa untuk menyelesaikan perbedaan yang ada. Semoga kejadian seperti ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak terulang di masa mendatang.