Blak-blakan Refly Harun sebut memalukan jika Anies Baswedan maju di Pilkada Jakarta 2024. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa penilaian Refly Harun terhadap kepemimpinan Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024 sangat subjektif. Menyebut kandidat yang sedang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sebagai 'memalukan' terkesan tidak adil karena penilaian seharusnya didasarkan pada kinerja yang nyata dan bukti konkret yang telah dilakukan oleh Anies selama masa jabatannya. Hal ini juga mencerminkan suasana politik yang semakin panas dan penuh dengan serangan pribadi di Indonesia. Seharusnya, sebagai tokoh masyarakat dan pemimpin, Refly Harun seharusnya memberikan kritik yang konstruktif dan membangun untuk menjaga etika politik yang sehat. Selain itu, menyebut nama Surya Paloh dalam konteks tersebut terkesan tidak relevan dan dapat menimbulkan spekulasi yang tidak perlu. Hal tersebut dapat menciptakan ketegangan dan polemik yang tidak perlu dalam suasana politik yang seharusnya sudah cukup kompleks di Indonesia. Selayaknya dalam menjalankan proses demokrasi di Pilkada Jakarta 2024, seharusnya fokus diberikan pada program-program yang akan dibawa oleh calon pemimpin, visi, dan misi yang diusung oleh masing-masing kandidat, serta kemampuan mereka untuk menjalankan amanah rakyat dengan baik. Dengan demikian, penting bagi semua pihak untuk menjaga etika politik yang sehat, berdiskusi berdasarkan fakta dan data yang valid, serta berkomunikasi secara bijaksana untuk menciptakan suasana politik yang kondusif dan bertanggung jawab. Semua pihak, termasuk Refly Harun, Anies Baswedan, dan calon pemimpin lainnya diharapkan dapat bertindak dengan bijak dan memberikan contoh kepemimpinan yang berkualitas bagi masyarakat Jakarta.