Pemkot Blitar menunggu realisasi pembangunan Museum Pembela Tanah Air (PETA) dari pemerintah pusat yang nilainya ditaksir mencapai Rp 25 miliar. Menurut saya, berita tersebut menunjukkan komitmen dari pemerintah daerah Blitar dalam membangun Museum PETA sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan menunggu dana sebesar Rp 25 miliar, pemerintah daerah menunjukkan keseriusan mereka dalam menghadirkan fasilitas yang layak dan representatif untuk mengenang peran PETA dalam perjuangan kemerdekaan. Pembangunan area pamer replika pesawat seharga Rp 250 juta juga menunjukkan upaya pemerintah daerah Blitar dalam menciptakan daya tarik bagi para pengunjung museum. Replika pesawat dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang tertarik dengan sejarah perjuangan kemerdekaan, serta menambah nilai edukasi tentang peran PETA dalam sejarah bangsa. Dengan menunggu dana sebesar Rp 25 miliar, pemerintah daerah Blitar harus memastikan pengelolaan dana tersebut transparan dan akuntabel. Proses penggunaan dana harus dilakukan dengan tepat sasaran dan efisien, serta diawasi secara ketat agar pembangunan museum PETA dapat selesai sesuai target yang ditentukan. Selain itu, pemerintah daerah juga perlu memikirkan strategi agar museum PETA dapat menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Pengelolaan museum yang baik akan membantu dalam mempromosikan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah. Sebagai warga Indonesia, saya berharap Museum PETA di Blitar dapat menjadi tempat yang inspiratif dan edukatif bagi generasi muda dalam memahami sejarah perjuangan bangsa. Pembangunan museum ini bisa menjadi salah satu upaya untuk mempertahankan dan mengenang jasa para pejuang kemerdekaan, serta memperkokoh rasa nasionalisme di kalangan masyarakat. Semoga pembangunan museum PETA di Blitar dapat segera terealisasi dan memberikan manfaat yang maksimal bagi kemajuan daerah dan negara.