Kedua pasangan tersebut juga dinikahkan oleh warga Rohingya yakni Ustaz Muhammad Jaber yang selama ini dijadikan sebagai  imam oleh Rohingya dan Saya menganggap berita ini merupakan sebuah hal yang positif dan menggembirakan. Pasangan etnis Rohingya ini telah menunjukkan bahwa cinta tidak mengenal batas-batas keberagaman, dan mereka mampu mempertahankan keyakinan dan prinsip hidup mereka meski hidup di tengah-tengah masyarakat yang berbeda. Kisah ini juga memberikan gambaran bahwa meskipun suku, agama, atau asal usul berbeda, manusia tetap dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Dalam situasi konflik dan ketegangan antar-ethnis yang kerap terjadi di beberapa daerah, keberanian kedua pasangan ini untuk memulai kehidupan bersama memberikan inspirasi bagi kita semua. Selain itu, pernikahan ini juga dapat dijadikan contoh bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk membangun hubungan yang harmonis. Dengan saling mencintai dan menghargai satu sama lain, kedua pasangan ini telah menunjukkan bahwa persatuan dan toleransi merupakan kunci utama dalam menjaga keberagaman di masyarakat. Namun demikian, tentu ada pula tantangan yang harus dihadapi oleh pasangan ini dalam menjalani pernikahan mereka, terutama dalam menghadapi prasangka dan diskriminasi dari masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dukungan dan pemahaman yang mendalam dari keluarga, lingkungan, serta pemerintah sangatlah diperlukan agar pernikahan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Di tengah kerasnya kehidupan dan segala permasalahan yang dihadapi oleh etnis Rohingya, pernikahan kedua pasangan ini memberikan harapan baru bagi mereka untuk dapat hidup dengan damai dan bahagia. Semoga kisah cinta mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk selalu menjaga keberagaman dan merangkul perbedaan sebagai kekuatan yang menyatukan, bukan memecah belah masyarakat.