Rencana revitalisasi Taman Kurma menjadi Alun-Alun Merdeka di Kota Lubuklinggau Sumsel menuai pro dan kontra. Sebagai pembaca, saya merasa bahwa revitalisasi Taman Kurma di Lubuklinggau menjadi Alun-Alun Merdeka menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat. Keputusan untuk mengubah taman menjadi sebuah alun-alun memang bisa memberikan dampak positif maupun negatif bagi kota tersebut. Dari sisi positif, transformasi taman menjadi Alun-Alun Merdeka bisa memberikan identitas baru bagi kota Lubuklinggau. Alun-Alun identik dengan tempat berkumpulnya masyarakat, tempat untuk berbagai kegiatan budaya, seni, hingga promosi pariwisata. Hal ini bisa menjadi daya tarik baru bagi warga maupun wisatawan lokal untuk mengunjungi kota tersebut. Namun di sisi lain, keputusan tersebut tentu saja menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat. Beberapa orang mungkin merasa keberatan karena telah memiliki kenangan di Taman Kurma dan merasa bahwa perubahan tersebut dapat merusak sejarah dan nilai-nilai tradisional yang telah ada. Selain itu, ada juga yang khawatir bahwa revitalisasi tersebut tidak dilakukan dengan baik dan tidak memperhatikan kebutuhan serta keinginan dari masyarakat sekitar. Sebagai masyarakat, penting untuk menghargai berbagai sudut pandang yang ada dalam kontroversi ini. Perlu dilakukan diskusi serta dialog antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk mencapai kesepakatan yang baik. Dengan begitu, keputusan yang diambil bisa memenuhi kebutuhan semua pihak dan membawa dampak positif bagi perkembangan kota Lubuklinggau. Saya berharap bahwa setiap langkah revitalisasi yang dilakukan harus memperhatikan aspek partisipasi masyarakat, pelestarian sejarah dan nilai-nilai budaya lokal, serta keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, diharapkan bahwa Alun-Alun Merdeka di Lubuklinggau dapat menjadi tempat yang harmonis dan berkesinambungan bagi seluruh masyarakat kota tersebut.