Inilah kronologi meninggalnya anggota Perwira TNI asal Sumatera Utara Lettu Laut Eko Damara saat dinas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Saya merasa sedih dan prihatin mendengar berita tentang Lettu Eko Damara yang akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena terbebani utang hampir Rp1 miliar. Hal ini menunjukkan betapa beratnya beban mental yang harus dia tanggung sehingga ia sampai pada keputusan yang tragis tersebut. Pengorbanan seorang anggota TNI AL yang sudah berjuang dan mengabdikan diri untuk negara seharusnya dihargai dengan baik, termasuk dalam hal kesejahteraan dan kesehatan mental. Dalam kasus Lettu Eko Damara, sepertinya ada kekurangan dalam memberikan dukungan langsung terhadap masalah keuangan dan mental yang dihadapinya. Para pejabat dan atasan di TNI AL seharusnya lebih peka terhadap kondisi anggotanya dan memberikan dukungan serta bantuan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang. Perlu adanya perhatian ekstra terhadap kesejahteraan mental para anggota TNI AL agar mereka tidak merasa tertekan dan terpinggirkan. Sebaiknya, TNI AL dapat memberikan pembinaan dan pendampingan yang lebih intensif kepada anggotanya, terutama dalam hal manajemen keuangan agar mereka dapat mengelola keuangan dengan bijaksana dan tidak terjerumus dalam utang yang menghimpit. Hal ini juga perlu didukung dengan program kesehatan mental yang terintegrasi dalam sistem pembinaan dan pelatihan di TNI AL. Kita semua harus belajar dari kasus Lettu Eko Damara bahwa kesejahteraan mental merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Semua pihak, termasuk pemerintah dan institusi militer, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental para anggotanya. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan mental anggota TNI AL dan mencegah terjadinya tragedi serupa di masa depan.