Korps Marinir TNI AL akhirnya buka suara terkait tewasnya Lettu Laut Eko Damara (30) di Papua. Akui sempat tak jujur demi jaga marwah keluarga. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah perasaan sedih dan prihatin atas meninggalnya Letnan Dua Eko karena insiden latihan di Korps Marinir. Namun, saya juga merasa kecewa dengan sikap Kurps Marinir yang mengakui awalnya tidak jujur demi menjaga marwah. Sebagai institusi yang seharusnya menjadi contoh integritas dan kejujuran, seharusnya mereka lebih transparan dan jujur, terutama dalam kasus yang melibatkan nyawa seseorang. Sikap tidak jujur dari Korps Marinir ini juga dapat menciptakan ketidakpercayaan dan keraguan dari masyarakat terhadap institusi militer. Sebagai warga negara, kita berharap agar institusi militer selalu berpegang pada prinsip kejujuran dan integritas, serta bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan. Dalam kasus ini, seharusnya Korps Marinir tidak mengorbankan kejujuran demi menjaga marwah, melainkan memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada publik. Selain itu, sikap Korps Marinir untuk akhirnya memberikan klarifikasi mengenai kejadian ini patut diapresiasi. Meskipun awalnya tidak jujur, namun langkah tersebut menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan. Penting bagi institusi militer untuk belajar dari kasus ini dan memperbaiki prosedur-latihan demi mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan. Diharapkan insiden ini dapat menjadi pembelajaran bagi Korps Marinir dan institusi militer lainnya untuk selalu mengutamakan kejujuran, integritas, dan kedisiplinan dalam setiap tindakan yang dilakukan. Kejujuran merupakan pondasi utama dari kepercayaan masyarakat terhadap institusi militer, maka sudah seharusnya hal ini dijunjung tinggi oleh setiap anggota militer. Meninggalnya Letnan Dua Eko merupakan pengorbanan besar dalam tugas negara, oleh karena itu sangat penting bagi institusi militer untuk memberikan penghormatan yang layak dan kejujuran dalam menghadapi setiap insiden yang terjadi.